Kiamat dimulai ketika seekor pegasus mendarat di kap mobilku. Sampai saat itu, aku mengalami siang yang menyenangkan. Secara teknis aku seharusnya nggak mengemudi. Karena aku baru menginjak umur enam belas minggu depan, tapi ibuku dan ayah tiriku, Paul, mengajak temanku Rachel dan aku ke bentangan pantai pribadi di Pesisir Selatan, dan Paul memperbolehkan kami meminjam Prius-nya untuk keliling-keliling sebentar. Nah, aku tahu yang kaupikirkan, Wah, dia bener-bener nggak bertanggung jawab, bla, bla, bla, tapi Paul cukup mengenalku. Dia pernah melihatku menyayat monster dan melompat dari sekolah yang meledak, jadi dia mungkin berpendapat bahwa menyetir mobil beberapa ratus meter bukanlah hal paling berbahaya yang pernah kulakukan. Pokoknya, Rachel dan aku sedang berkendara. Saat itu hari di bulan Agustus yang panas. Rambut merah Rachel diekor kuda dan dia memakai blus putih di atas baju renangnya. Aku tidak pernah melihatnya mengenakan pakaian apa pun selain kaos lusuh dan jins yang ketumpahan cat sebelumnya, dan dia kelihatan seperti sejuta drachma emas. “Oh, menepilah di sana!” dia memberitahuku.
0 Comments